Daihatsu Pertahankan Posisi 2 dengan Market Share 19,5% hingga April 2022

Daihatsu Pertahankan Posisi 2 dengan Market Share 19,5% hingga April 2022


Jejeran unit kendaraan dari PT Astra Daihatsu Motor.|Foto: dok. ADM|

JAKARTA, OTOMOTIFXTRA - Seiring berakhirnya PPnBM DTP di bulan April 2022, turut memberi dampak terhadap pasar otomotif Indonesia.

Tercatat hingga April lalu, pasar otomotif nasional meraih penjualan ritel sekitar 320 ribu unit, atau naik 24% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 lalu sekitar 257 ribu unit.

Sedangkan secara bulanan, pasar otomotif sedikit mengalami koreksi pada April 2022 menjadi sekitar 81 ribu unit, atau turun sekitar 9% dibandingkan Maret 2022 sekitar 89 ribu unit.

BACA JUGA: Penjualan Ritel Daihatsu Naik 41,8% pada Januari-April 2022

Pada sisi penjualan brand, Daihatsu mempertahankan posisi nomor 2 penjualan otomotif nasional dengan raihan penjualan ritel hingga April 2022 dari 62 ribu unit, atau naik 41,8% VS YTD April 2021. 

Terkait market share, Daihatsu juga mengalami kenaikan sebesar 2,4% menjadi 19,5% pada YTD April 2022 VS YTD April 2021 sebesar 17,1%, dan menjadi kenaikan market share tertinggi di antara brand lain pada periode ini.

Dalam hal penjualan bulanan, segmen LCGC yang masih didukung oleh Diskon PPnBM DTP berdampak positif terhadap kinerja Daihatsu.

BACA JUGA: PT Astra Daihatsu Motor Mengklaim Fitur Daihatsu Rocky Dapat Membuat Penggunanya Jadi Tambah Eksis, Apa sajakah Fitur-fitur Tersebut?

Pada April 2022, penjualan LCGC Daihatsu secara total (Ayla & Sigra) mencapai 5.428 unit, atau naik 13% menjadi dibandingkan Maret 2022 sebanyak 4.811 unit.

“Daihatsu bersyukur dapat mempertahankan posisi nomor 2 penjualan otomotif nasional hingga April 2022 ini," ujar Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Jumat (19/5).

Sebagaimana diketahui, saat ini secara makro ekonomi terdapat 4 hal isu terkini yang juga dapat berdampak kepada harga sebuah produk, termasuk kendaraan.

BACA JUGA: Saingi Huawei dan Xiaomi, Oppo Segera Merilis Mobil Listrik Paling Canggih di China

Adapun isu tersebut seperti kebijakan kenaikan suku bunga oleh The Fed sebesar +50 bps yang menyebabkan keluarnya arus modal dan depresiasi mata uang.

Temukan konten otomotifxtra.com menarik lainnya di Google News

Sumber: