Dimensinya yang kecil memungkinkan teknisi Ducati mengembangkan paket baterai dengan sel yang didistribusikan sedemikian rupa untuk mengisi semua ruang yang tersedia di dalam sepeda motor, sebuah solusi yang belum pernah ada sebelumnya.
Apa yang membuat baterai V21L semakin unik adalah pendingin cairnya, yang berhasil menjaga suhu konstan di setiap sel sehingga memungkinkan sepeda untuk diisi ulang segera setelah digunakan dan menjamin performa konstan dari putaran pertama hingga putaran terakhir balapan.
Berkat performa tinggi dan keandalan prototipe Ducati V21L, Kejuaraan Dunia MotoE ditandai dengan keseimbangan yang sangat merata, dengan tingkat persaingan yang sangat tinggi di pihak pembalap dan tim yang berpartisipasi.
Dalam 16 balapan yang diadakan, dari 18 pembalap yang terdaftar, delapan orang memenangkan setidaknya satu balapan dan sepuluh, atau lebih dari separuh grid, meraih podium setidaknya satu kali dengan empat pembalap yang secara matematis tetap bersaing memperebutkan gelar juara dunia hingga akhir. ronde terakhir.
BACA JUGA:Simulasi Kredit Toyota Rush Hybrid 2023 dengan DP Rp6 Jutaan, Berapa Angsuran per Bulannya?
Dalam balapannya, V21L mampu memperbaiki waktu putaran sebelumnya di setiap sirkuit, bahkan menurunkan rekor putaran untuk kategori tersebut dengan selisih hingga tiga detik.
Apalagi hampir di setiap sirkuit prototipe V21L juga mampu memecahkan rekor di kategori MotoE. Di Grand Prix Prancis, yang pertama musim ini, semua pebalap di grid lebih cepat dari rekor sebelumnya.